Abu Nawas Mengguncang Dunia
Abu Nawas menghadap Raja.
“Abu
Nawas! Kali ini, ada satu permintaanku kepadamu. Begini, Abu Nawas.
Kamu tahu dunia?” Tanya Raja, “nah, tugasmu sekarang, kamu harus
mengguncang dunia,” kata Raja.
Abu Nawas tertawa terpingkal-pingkal.
“Apa yang kamu tertawakan?” Tanya Raja kesal.
“Hamba tertawa karena…,” Abu nawas menahan bicaranya.
“Karena tidak mungkin dia melakukannya, Tuanku,” sahut pengawal.
“Jika dia tidak sanggup, tentu harus dihukum,” kata Menteri Ola Hadrun yang mengikuti pertemuan itu.
“Sabar
sedikit, Hadrun. Jika hanya mengguncang dunia, mengapa harus hamba yang
melakukannya? Anak-anak saja bias menguncang dunia, kata Abu Nawas.
“Perintah
saja dia untuk membuktikannya, Baginda! Jika tidak bisa membuktikan,
berarti dia telah menghina Paduka. Abu Nawas harus dihukum!” kata Ola
Hadrn dengan marah.
“Baik, hamba akan buktikan sekarang juga. Jika
terbukti, apa alasan Tuan ?” kata Abu Nawas sambil mengacung-acungkan
telunjuknya kepada Hadrun.
“Terserah, kamu minta berapa? Tanya Hadrun.
“O…
jika uang, aku tak membutuhkannya. Cukuplah dengan kamu berjalan
merangkak dari tempat aku dapat membuktikannya. Ya, merangkak manuju
istana. Bagaimana?” jawab Abu Nawas.
“Baiklah!” teriak Ola Hadrun tak sabar.
“Sekarang juga hamba akan membuktikan,” kata Abu Nawas.
Kemudian,
ia keluar dari istana diikuti Baginda Raja, Ola Hadrun, dan para
pengawal. Setiba di pondoknya, Abu Nawas memanggil anak- anak asuhnya
yang sedang asyik bermain. Kemudian, Abu Nawas berjalan menuju meja.
Anak-anak itu mengiringinya. Di atas meja itu, terdapat bola dunia. Abu
Nawas pun mulai memeganginya.
“Kalian tahu anak-anakku, bola apakah yang kupegang ini?” Tanya Abu Nawas kepada anak-anak.
“Bola dunia!” teriak anak-anak itu hampir serentak.
“Nah,
sekarang, di hadapan kalian ada Baginda Raja, ada Menteri Ola Hadrun,
dan para pengawal,” kata ABU Nawas kepada anak-anak itu, ”sekarang
diantara kalian yang dapat mengguncang dunia ini?” Tanya Abu Nawas.
“Saya1 Saya! Saya!” teriak anak-anak itu serempak.
“Nah, guncangkanlah!” kata Abu Nawas sambil member aba-aba.
Dalam
waktu singkat, anak-anak iotu sudah berhamburan mendekati meja. Alat
peraga yang ada di atas meja itu mereka ambil. Kemudian mereka
guncang-guncangkan secara bergantian.
“Saya bias mengguncang dunia, ya, Pak Abu! Saya bias!” teriak mereka.
“Ya, kalian bias mengguncang dunia. Kalian pintar,” kata Abu Nawas sambil melirik kea rah Ola Hadrun.
Ola
Hadrun pucat pasi. Tak lama kemudian, Ola Hadrun merangkak berjalan
menuju istana. Sementara itu, Baginda Raja hanya tersenyum melihat
kecerdikan Abu Nawas.
(Sumber: Abu Nawas mengguncang Dunia,
Penerbit MItra Pustaka,2003)
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking